Selasa, 30 November 2010

Kasusu Manajemen Pengetahuan dinas perumahan propinsi DKI Jakarta

Perubahan lingkungan eksternal dan internal dengan cepat memerlukan respon penyelarasan dari dalam
organisasi. Tingkat respon sejalan tingkat kinerja organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah manajemen pengetahuan. Berdasarkan permasalahan tersebut tujuan penelitian adalah menentukan
dan menjelaskan faktor dominan variabel manajemen pengetahuan dan kinerja serta menjelaskan tingkat
hubungan yang terjadi di antara keduanya. Hasil penelitian untuk menentukan tangkah rekayasa strategi
penerapan manajemen pengetahuan untuk mencapai kinerja yang maksimal.

Kerangka teori yang digunakan untuk manajemen pengetahuan adalah teori manajemen pengetahuannya
Nonaka dan Takeuchi. Sedangkan variabel kinerja menggunakan variabel kinerjanya Rummler dan
Balanced Scorecardnya Kaplan.

Metoda penelitian adalah studi kasus. Instrumen penelitian menggunakan Skala liken. Sampel yang
digunakan adalah para staf dan pejabat dengan teknik stratified random sampling. Data persepsi staf dan
pejabat atas kedua variabel tersebut diambil melalui kuesioner. Analisis atas model yang dihipotesiskan
menggunakan metoda Maximum Likelihood dan Confirmatory Modelling Strategy dalam Structural
Equation Modelling (SEM}. Analisis model menggunakan program Linear Structural Relation (LISREL)
850.
Kesimpulan penelitian ini adalah sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi sebagai faktor
dominan pada sub variabel transformasi pengetahuan. Field budding, dialogue, linking dan learning by
doing sebagai faktor dominan pada sub variabel spiral pengetahuan. Originating ba, dialoging ba,
systemizing ba dan exercising ba sebagai faktor dominan pada sub variabel laten ba. Faktor dominan telah
dilaksanakan pada dimensi epistemologi dan ontologi. Faktor dominan tersebut telah dilaksanakan dan
berperan terhadap penerapan manajemen pengetahuan. Tingkat pencapaian manajemen pengetahuan sedang.

Faktor dominan kinerja adalah pertama, tujuan kinerja tingkat organisasi, rancangan kinerja tingkat
organisasi dan manajemen kinerja tingkat organisasi sebagai faktor sub variabel kinerja tingkat organisasi.
Kedua, tujuan kinerja tingkat proses, rancangan kinerja tingkat proses dan manajemen kinerja tingkat proses
sebagai faktor sub variabel kinerja tingkat proses. Ketiga tujuan kinerja tingkat tugas, rancangan kinerja
tingkat tugas dan manajemen kinerja lingkat tugas sebagai faktor dominan kinerja tingkat tugas. Faktor
dominan kinerja berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerja. Tingkat pencapaian kinerja tinggi.
Sebagian besar faktor manajemen pengetahuan berpengaruh positif dan kuat terhadap kinerja.

Strategi penerapan manajemen pengetahuan untuk pencapaian kinerja adalah pertama, melanjutkan dan
mengembangkan manajemen pengetahuan. Kedua, mengembangkan proses dan mengarahkan pelaksanaan
ba sehingga dapat dengan nyata menunjang transformasi dan spiral pengetahuan secara positif. Ketiga,
membangun tujuan, ukuran dan penilaian kinerja yang terpadu dan tersusun secara hirarkis pada tingkat
organisasi, proses dan tugas. Keempat, manajemen pengetahuan sebagai modal peningkatan kinerja. Rekomendasi penelitian adalah model dapat diterapkan untuk peningkatan kinerja. Kedua, penerapan ba
perlu diarahkan dan diintensifkan sehingga berpengaruh positif terhadap transformasi dan spiral
pengetahuan. Ketiga, perlu dilakukan penelitian berkaitan dengan lingkat hubungan negatif antara ba dengan
transformasi dengan spiral pengetahuan. Keempat, perlu tujuan, ukuran dan penilaian kinerja pada tingkat
organisasi, proses dan tugas. Karma, transformasi dan spiral pengetahuan perlu dijaga kualitas penerapannya
dan dapat ditingkatkan dengan mudah. Keenam, transformasi pada level interorganisasi perlu ditingkatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar